Selasa, 07 Februari 2017

KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETER



A.     Pengertian Kebjikan Fiskal
Kebijakan Fiskal sering diartikan dengan Kebijakan Anggaran. Kebijakan Fiskal ditekankan pada pengalokasian pengeluaran Negara dan penerimaan Negara terkhusus pada perpajakan, contohnya saja tinggi rendahnya pajak, atau bahkan pembebasan pajak dalam pengendalian perekonomian untuk mencapai tujuan nasional. Kebijakan Fiskal dapat berjalan sangat efektif jika dibarengi dengan Kebijakan Moneter.
Ada dua tipe dasar dari Kebijakan fiskal: Kebijakan Fiskal dengan Kebijakan (Discretionary) dan tanpa kebijakan/nondiskresioner (nondiscretionary). Kebijakan fiskal diskresioner adalah keterlibatan aktif pemerintah dalam sistem perekonomian. Perubahan pajak dan perubahan belanja pemerintah yang keduanya dianggap kebijakan fiskal diskresioner. Kebijakan anggaran nondiskresioner adalah ketika pemerintah memutuskan untuk mengambil peran aktif dalam perekonomian.
Kebijakan fiskal digunakan oleh pemerintah untuk mempengaruhi tingkat permintaan agregat dalam perekonomian, dan juga dapat mempengaruhi penawaran agregat melalui perubahan insentif bagi perusahan dan individu.
B.     Tujuan Kebijakan Fiskal
Adapun tujuan-tujuan dari terjadinya dan berlangsungnya kebijakan fiskal antara lain sebagai berikut.
  • Mencapai stabilitas perekonomian
  • Memacu dan mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi
  • Memperluas dan menciptakan lapangan kerja
  • Menciptakan terwujudnya keadilan sosial bagi masyarakat
  • Mewujudkan pendistribusian dan pemerataan pendapatan. 
  • Mencegah pengangguran dan menstabilkan harga 
Permasalahan umum dalam kegiatan ekonomi adalah inflasi. Inflasi adalah jumlah uang beredar dimasyarakat yang besar dibandingkan jumlah barang dan jasa akan menyebabkan kenaikan harga-harga barang. Cara-cara dalam menghadapi inflasi melalui kebijakan fiskal antara lain sebagai berikut.

C.      Cara Alternatif Dalam menganggulangi Inflasi melalui Kebijakan Fiskal
  • Bank Indonesia sebagai bank sentral yang memiliki otoritas keuangan akan berusaha mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat sampai terciptanya keseimbangan dengan jumlah barang dan jasa yang tersedia. 
  • Mengupayakan peningkatan produksi sehingga nantinya jumlah barang atau jasa di masyarakat bertambah yang selanjutnya akan tercapai keseimbangan antara jumlah barang/jasa dengan jumlah uang yang beredar
D.     Macam-Macam Kebijakan Fiskal
Macam-macam kebijakan fiskal terbagi atas 2 bagian yakni macam-macam kebijakan fiskal berdasarkan segi teori dan macam-macam kebijakan fiskal berdasarkan jumlah penerimaan dan dan pengeluran, antara lain berikut ini..

1.     Macam-macam Kebijakan Fiskal Berdasarkan Segi Teorinya
  • Pembiayaan Fungsional (Functional Finance) : Pembiayaan fungsional adalah kebijakan yang mengatur dan mempertimbangkan pengeluaran pemerintah dari berbagai akibat tak langsung pada pendapatan nasional dan bertujuan dalam peningkatan kesempatan kerja. 
  • Pengelolaan Anggaran (The Managed Budget Approach) : Pengelolaan anggaran adalah mengatur pengeluaran pemerintah, hutang dan perpajakan dalam mencapai ekonomi yang stabil. 
  • Stabilisasi Anggaran Otomatis (The Stabilizing budget) : Stabilisasi anggaran adalah kebijakan yang mengatur segala pengeluaran pemerintah dengan pertimbangan manfaat dan besarnya biaya dari berbagai pengeluaran dan program-program pemerintah. tujuannya adalah penghematan anggaran pemerintah. 
2.     Macam-macam Kebijakan Fiskal Bedasarkan Jumlah Penerimaan dan Pengeluaran
  • Kebijakan Anggaran Seimbang : kebijakan anggaran seimbang adalah kebijakan yang menyusun jumlah penerimaan dan pengeluaran sama besar, jadi penerimaan yang diterima pemerintah harus sama dengan pengelurannya dan begitupun sebaliknya. Keuntungan kebijakan ini adalah tidak perlu adanya lagi pinjaman baik dari dalam negeri dan luar negeri, sedangkan kerugiannya adalah jika perekonomian negara dalam keadaan kurang baik akan mengakibatkan ekonomi semakin memburuk
  • Kebijakan Anggaran Surplus : kebijakan anggaran surplus adalah kebijakan yang disusun dengan pendapatan/penerimaan harus lebih besar dari pada pengeluaran atau pengeluaran dengan sedikit tetapi pendapatan/penerimaan banyak. ini digunakan untuk mencegah inflasi. 
  • Kebijakan Anggaran Defisit : kebijakan anggaran defisit adalah kebijakan yang disusun dengan cara pengeluaran lebih besar dari pada penerimaan/pendapatan. Ini berupakan kebalikan dari kebijakan anggaran surplus. Kebijakan anggaran defisit dilakukan untuk mengurangi depresi dan kelesungan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi tetapi menyebabkan kekurangan anggaran. 
  • Kebijakan Anggaran Dinamis : kebijakan anggaran dinamis adalah kebijakan yang disusun dengan cara  jumlah pengeluaran dan penerimaan sama besar dan lama kelamaan jumlahnya makin bertambah. kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi kebutuhan yang terus bertambah sehingga dibutuhkan jumlah yang besar. 
1.     Pengertian Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah langkah – langkah yang diambil otoritas moneter untuk memengaruhi jumlah uang yang beredar dan daya beli uang. Yang dimaksud otoritas moneter adalah Bank Sentral dan Bank Indonesia.
Keberhasilan kebijakan moneter biasanya diukur dan peningkatan kesempatan kerja, perbaikan neraca pembayaran dan perbaikan kualitas kerja.
Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, "margin requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi).
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.
2.     Macam-Macam Kebijakan Moneter
Untuk mengatur kestabilan uang yang beredar di masyarkat, maka kebijakan moneter dibagi menjadi dua. Berkut ini adalah dua macam kebijakan moneter tersebut.
Ø  Monetery Expansive Policy (Kebijakan Moneter Ekspansif)
Kebijakan Moneter Ekspansif adalah suatu kebijakan pemerintah dengan cara menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat. Kebijakan Moneter Ekspansif juga banyak dikenal sebagai Kebijakan Moneter longgar (easy money policy)
Tujuan Kebijakan Moneter Ekspansif adalah
  • Untuk mengurangi pengangguran
  • Meningkatkan daya beli masyarakat saat ekonomi lesu (resesi atau depresi)
Ø  Monetery Kontraktif Policy (Kebijakan Moneter Kontraktif)
Kebijakan Moneter Kontraktif adalah suatu kebijakan pemerintah dengan cara mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat. Kebijakan moneter kontraktif dikeluarkan saat perekonomian negara mengalami inflasi (inflasi adalah: nilai tukar uang yang merosot) yang mengakibatkan naiknya harga barang di pasaran.
3.     Tujuan Kebijakan Moneter
Secara umum, tujuan kebijakan moneter adalah untuk menjaga kestabilan peredaran uang pada suatu negara (berdasarkan UU No. 3 tahun 2004  pasal 7 tentang Bank Indonesia), yang ditandai dengan meningkatnya lapangan pekerjaan dan menggairahkan dunia usaha kecil menengah. Adapun tujuan kebijakan moneter secara spesifik adalah sebagai berikut
ü  Menjaga Kestabilitas Ekonomi
Artinya suatu keadaan dimana perekonomian yang berjalan sesuia dengan harapan dan tujuan serta seimbang dan berkesinambungan. Secara sederhana dapat digambarkan sebagai suatu keadaan dimana uang yang beredar sesuai dengan barang dan jasa yang tersedia di pasaran.
ü  Menjaga Kestabilitas Harga
Interaksi antara uang dengan barang dan jasa akan mengasilkan harga. Keadaan ekonomi dikatakan tidak stabil ketika harga dipasaran fluktuatif (naik turun). Yang leih parahnya jika harga terus naik. Keadaan ini berakibat pada jumlah uang yang masyarakat belanjakan, untuk mendapatkan barang yang sedikit masyarakat harus mengeluarkan uang yang banyak.
Contoh: pada hari-hari biasa ibu Andy bisa membeli 10kg setiap minggunya dengan harga Rp. 89.000. Sedangkan ketika harga sembako naik ibu Andy harus mengeluarkan uang Rp.150.000 untuk membeli beras 10 kg dengan jenis yang sama.
ü  Meningkatkan Kesempatan Kerja
Ketika ekonomi stabil (suatu keadaan dimana perputaran uang sebanding dengan perputaran barang dan jasa) para pengusaha dan investor akan tertarik menanamkan modalnya di perusahaan suatu daerah atau negara. Dengan begini perusahaan akan membutuhkan tenaga kerja baru untuk mengembangkan perusahaannya.

ü  Memeperbaiki Posisi Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran
Dalam hal ini mendevaluasi mata uang rupiah terhadap mata uang asing sangat penting dilakukan oleh pemerintah tentunya disaat tertentu. Dengan mendevaluasi (penurunan nilai tukar uang yang dilakukan dengan sengaja terhadap nilai uang internasional atau terhadap emas) nilai mata uang rupiah terhadap mata uang asing maka harga barang ekspor kita akan menjadi lebih murah. Dengan begini akan meningkatkan daya saing barang – barang yang kita ekspor dan meningkatkan jumlah ekspor. Peningkatan jumlah barang ekspor tentunya akan membantu memperbaiki neraca perdagangan dan pembayaran.

4.     Jenis Kebijakan Moneter
Ada 2 (dua) jenis Kebijakan Moneter yaitu:
*      Tight Money Policy (Kebijakan Uang Ketat) Adalah kebijakan bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar
*      Easy Money Policy (Kebijakan Uang Longgar) Adalah Kebijakan yang diambil Bank Sentral untuk menambah jumlah uang yang beredar.

5.     Instrumen Kebijakan Moneter
Lembaga pemerintah yang berhak mengeluarkan kebijakan moneter adalah bank sentral dalam hal ini Bank Indonesia Instrumen Kebijakan moneter dikeluarkan dengan harapan tujuan kebijakan moneter dapat tercapai Instrumen – Instrumen tersebut antara lain :
*      Kebijakan Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Sentral (atau bank Indonesia) untuk menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar dimasyarakat dengan cara menjual sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau membeli surat – surat berharga dipasar modal/saham.
Contoh : Bank Indonesia melelang sertifikatnya, atau bisa juga membeli surat – surat berharga dipasar modal.
*      Kebijakan Diskonto (Discount Policy)
Kebijakan yang dikeluarkan oleh bank sentral (atau bank Indonesia) untuk menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar dimasyarakat dengan cara menaikkan atau menurunkan suku bunga bank. Kebijakan ini dikeluarkan dengan tujuan agar masyarakat menabungkan uangnya di Bank.
Contoh : Kebijakan diskonto ini dikeluarkan jika bank sentral telah menghitung dan mengindikasikan jumlah uang yang beredar telah melebihi kebutuhan (gejala inflasi). Agar jumlah uang yang beredar stabil (jumlah uang yang beredar sama dengan jumlah barang dan jasa dipasar) maka pihak bank sentral menaikkan suku bunga Bank agar masyarakat berbondong – bondong menabungkan uangnya

*      Kebijakan Cadangan Kas
Kebijakan Cadangan Kas adalah kebijakan Bank Sentral di bidang moneter yang menaikkan atau menurunkan cadangan kas bank umum untuk memengaruhi jumlah uang yang beredar.
Contoh: Kebijakan cadangan kas dilakukan dengan cara menahan atau melarang sebagaian dari tabungan dan uang masyarakat (deposito, giro, sertifikat, depositi, dll) untuk dipinjamkan.

*      Kebijakan Kredit Ketat
Kebijakan Kredit Ketat adalah kebijakan Bank Sentral dibidang moneter yang mengontrol pengucuran kredit oleh Bank umum kepada masyarakat yang bertujuan memengaruhi jumlah uang beredar.
Contoh : Pemberian Kredit moneter ketat didasari oleh 5C Yaitu Character, Capability, Collateral, Capital, Dan Condition of Economy

*      Kebijakan Dorongan Moral (moral suasion)
Kebijakan yang berupa pengumuman pidato dan edaran berupa ajakan atau larangan untuk menahan pinjaman tabungan atau melepaskan pinjaman.
Contoh: Isi pengumuman tersebut bisa berupa larangan atau ajakan untuk menahan pinjaman tabungan maupun melepaskan pinjaman.

6.     Fungsi Kebijakan Moneter
Fungsi dikeluarkannya kebijakan moneter diantaranya adalah:
1.      Menjaga iklim investasi di suatu negara
2.      Membuka luas lapangan pekerjaan
3.      Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang stabil
4.      Meningkatkan neraca pembayaran
5.      Mempertahankan kestabilan nilai tukar mata uang
6.      Memperbaiki kestabilan harga barang dan jasa
7.      Menurunkan laju inflasi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar